CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 24 Februari 2009

SuPer JuNiOr

s





Dengan nama grup Super Junior 05, mereka tampil dalam acara SBS Popular Song pada 6 November 2005 yang merupakan debut penampilan mereka dengan format 12 personel. Dalam acara tersebut,mereka membawakan single debut mereka yang berjudul TWINS ( Knock Out ) dan mendapat sambutan hangat dari para penggemar musik negeri ginseng tersebut.

Setelah itu, sebagai pemanasan, mereka menggebrak dunia musik Korea dengan perilisan single CD yang memuat lagu TWINS, You are the One, dan 3 lagu tambahan yang dirilis pada tanggal 8 November 2005. Yang kemudian dilanjutkan dengan perilisan album pertama mereka SUPERJUNIOR05 (TWINS) tak lama setelahnya. Di bulan Desember 2005 mereka turut menyumbangkan suara dalam kolaborasi apik dengan senior mereka DBSK dalam single Show Me Your Love, yang terjual lebih dari 50.000 kopi, dan menjadi Best selling Record December 2005.

Setelah sukses dengan single Show me Your Love, pada febuary 2006 Super Junior 05 kembali merilis single terbaru mereka. Singel kedua yang diambil dari album TWINS, yang berjudul Miracle. Single bernuansa Bublegum Pop yang bernuansa retro ditambah packaging yang youthful, fresh, warna rambut yang colourful dan funny dance ini berhasil memuncaki tangga lagu chart musik di Korea dan Thailand.

Senin, 23 Februari 2009

PeSanaN aLbuM dbSk mencapai ratusan ribu














Dong Bang Shin Gi memang merupakan fenomenal tersendiri di dunia musik Asia khususnya Korea, dan hal itu bisa dilihat dari pencapaian prestasi mereka yang diperoleh lewat kerja keras.

Setelah tur keliling Asia yang konon telah disaksikan oleh sekitar 400 ribu pasang mata, berita terakhir yang dilansir SM Entertainment menyebutkan kalau pemesanan album Korea terbaru grup yang lebih dikenal dengan singkatan TVXQ itu telah mencapai 200 ribu. Gilanya lagi, albumnya sendiri baru akan dirilis di akhir tahun 2008.

Pemesanan lebih awal alias preorder sendiri bukanlah hal yang ganjil di dunia musik Asia khususnya Jepang, Korea, dan Taiwan. Untuk kasus grup yang dibentuk tahun 2003 tersebut, 10 ribu adalah angka awal di album pertama untuk preorder sebelum kemudian melesat di Rising Sun (130 ribu) dan O (yang baru dua hari sudah meraup angka 100 ribu).

Angka 200 ribu diperkirakan bakal terus meningkat dengan signifikan karena sudah setahun lebih sejak grup yang digawangi Xiah Joon-soo, Micky Yoo-cheon, Hero Jae-joong, Max Chang-min, U-know Yeon-ho itu tampil di hadapan publik negeri Ginseng akibat kesibukan konser dan konsentrasi meniti karir di Jepang.

Yang menarik, peraih Golden Disc Awards, diberikan pada artis yang memiliki penjualan album terbanyak, di tahun 2007 silam `hanya` mencatat perolehan sekitar 150 ribu. Karena itu bila menyimak dari pemesanan yang sudah dilakukan, tidak mengherankan bila banyak yang optimis bahwa album terbaru TVXQ mampu meraih angka yang berkali-kali lipat. Apalagi, masih ada kejutan tambahan yang telah disiapkan.

Menurut kabar yang beredar, versi Korea dari tembang Kiss Shita Mama Sayonara (yang merupakan dari singel di album berbahasa Jepang) bakal dimasukkan kedalam album keempat TVXQ. Fighting!!!!!

REsIDENT evIl MoviE


Resident Evil is a wildly popular, story-driven shooter. Because the producers loved the game and its fans so much, they decided to make a movie vaguely-sorta-kinda based on the first game in the series, BUT… with an entirely new protagonist. Not exactly inspiring sounding, eh?

An outbreak of a deadly virus at the Umbrella Corporation’s top secret research facility under Raccoon City turns everyone there into a Zombie (I’m not making the names up, honest). One bite and you are zombified. Our heroine, Alice (Milla Jovovich), is also genetically altered in some way by the evil Umbrella Corp and is found in an amnesic state by the obligatory investigating soldiers. Zombies are discovered and much wackiness ensues, forcing our heroes to fight their way to the surface, discovering Alice’s nasty secrets along the way.

Zombies are a big hit with the makers of video games because they are slow and plentiful, providing players with superior Kills Per Minute (KPM), thereby increasing the fun of the game. Unfortunately, zombies have been done to death on the big screen, with nothing really living up to Romero’s stuff except for Shaun of the Dead and 28 Days Later.

Jovovich spends much of the movie in a party dress, which I guess is to compensate for her character not being very memorable otherwise. There is another strong female lead named Rain (Michelle Rodriguez) and a couple of weak male parts. While the idea of dual female leads is puzzling enough, it is the character of Alice which baffles the most. In the first installment of the video game series, the ass-kicking female heroine is Jill Valentine. Why they didn’t just fashion Jovovich’s character after Jill Valentine is a real head-scratcher.

A variety of red shirts are thrown in and are julienned, zombified, eaten… whatever. A love interest of sorts is included, little is made of it. Even a homicidal computer is encountered. Naturally, it presents itself as a little holographic English girl because little holographic English girls are sooo scary! My guess is they knocked off the screenplay for this sucker in a weekend over a case of beer. They started with the script for Aliens, added a dash of Dawn of the Dead and said, “Hey, let’s call this Resident Evil ’cause it has Zombies!”

So now we get to heart of matter. Trying to keep up to Aliens is hard enough, but trying to outdo Romero at the same time? It’s a hell of a thing to ask of contrived material such as this, but if you absolutely must start with a story which has been done a bunch of times before, you really need more than a skimpy dress and a bunch of doomed GIs. You need to come up with characters which resonate with the audience, a new way of telling the story and an interesting outcome. Resident Evil doesn’t do this. In fact, there is very little in it to distinguish it from any other action movie. The special effects aren’t particularly memorable, the dialog isn’t particularly witty and the story is fairly predictable. Even the monsters aren’t especially original. But the worst of all is the underdeveloped, unmemorable characters. The Resident Evil games are all about the characters. This failing of the movie is particularly inexcusable.

Allow me to sum up the movie in one sentence: Our heroes must escape from an underground laboratory filled with zombies and they die one by one until a few get out. Is the main route blocked? Yep. Are we running out of ammo because there are so many bad guys? Yep. Do we have to crawl through the vents? You better believe it! You’ve seen it all before folks, and it was done better in Aliens. In fact, go to the classics section and rent Aliens. It may be be twenty years old, but it’s still a better film.

Selasa, 17 Februari 2009

ResiDent EvIL



Oded Fehr, Mike Epps and Iain Glen will reprise their roles in Resident Evil: Extinction.In the movie, Milla Jovovich returns as Alice. This time, she's running with a new pack of humans, leading a caravan that's cutting through the Nevada desert on a long trek to Alaska. Hunted by the minions of the perpetually scheming Dr. Isaacs, Alice has zombies hungry for her flesh and lab rats hungry for her blood. Alice is hungry for only one thing - revenge.Paul W.S. Anderson is writing the movie. Russell Mulcahy will direct with production scheduled to begin in May in Mexicali, Mexico.

Sabtu, 07 Februari 2009

Tohoshinki


members of Korean pop group TVXQ! are the new faces of Lotte Duty Free Shops (DFS).

A Lotte DFS representative explained, “TVXQ! is a well-known group all across Asia, so we believe that they are the most suitable choice as spokesmodels of Lotte Duty Free Shops.”

At the beginning of this month, TVXQ! shot the advertisements for Lotte at a studio in Seoul with photographer Kwon Young-ho. These ads will be released in November, which is also when the K-pop group begins participating in various events sponsored by Lotte DFS.

TVXQ!’s comeback to the Korean music industry will be on September 24th, following the early release of “Mirotic,” the title track to their fourth album.

L'arc-eN-ciEL


Bagi pecinta lagu-lagu Jepang pasti tau kan Laruku alias L'arc en Ciel. Ni aQ kasih tau sejarah berdirinya ni band. Simaklah......

Berawal pada tahun 1991 di Osaka. Tetsu dan Hiro, berniat membentuk sebuah band. Mereka mulai mencari personil dengan melihat penampilan indie dari satu live house ke live house lain. Bertemulah mereka dengan Hyde yang saat itu masih menjadi gitaris sebuah band bernama Kidies Bombs, Kidies Bombs sedang mengalami perombakan personil, sehingga Hyde harus menjadi vokalisnya. Hyde yang ingin menjadi gitaris, merasa tidak percaya diri menjadi vokalis. Namun ia tetap mencoba untuk bernyanyi [walau sesekali sambil bermain gitar], Kidies Bombs kemudian berganti nama menjadi Jerusalem’s Rod.

Saat Tetsu menonton konser Jerusalem’s Rod, Tetsu tertarik untuk merekrut Hyde sebagai vokalis bandnya. Lalu Tetsu pun makin sering mengikuti aksi manggung Jerusalem’s Rod, seakan ia fans beratnya. Sarnpai akhirnya, ia mendapat nomor telpon Hyde, la menghubungi Hyde dan memintanya untuk rnenjadi vokalis. Tetsu pun mengundang Hyde dan Pero untuk jam-session bersama. Hyde kemudian memutuskan untuk mundur dari Jerusalem’ s Rod dan bergabung dengan Tetsu. Sedang kan Pero langsung mengiyakan, Februari 1991,terbentuk sebuah band bernama L’ Arc en Ciel dengan Hyde sebagai vokalis, Hiro sebagai gitaris, Tetsu sebagai bassis, dan Pero pada drum. Nama L’Arc-en-Ciel (ラルク アン シエル, Raruku An Shieru?, “the rainbow” in French) diambil dari bahasa Perancis yang berarti ‘ an ark in the sky’, (sok tau gitu deh gue). Oleh orang Jepang, sering disingkat menjadi ‘Laruku’. Tetsu menemukan nama ini dari judul film Perancis yang ditontonnya. la berpikir nama ini sangat menarik, namun ia tidak tahu artinya. Akhirnya Tetsu pergi ke toko buku dan mencari kamus bahasa Perancis. Melihat artinya adalah rainbow, Tetsu makin mantap akan nama ini. Siapa yang menyangka nama ini merefleksikan karir L’ Arc en Ciel yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun. Dan Laruku menjadi salah satu band rock Jepang tahun 90-an yang masih eksis hingga kini. Mereka memulai dengan manggung pada live house. Dari penontonnya yang hanya 2 hingga 300 orang saja, Pada 30 Mei 1991, Laruku menggelar konser perdananya secara indie di Osaka Nanba Rockets.

Di Jepang sendiri ada mitos yang mengatakan ‘ Jika ingin sukses menjadi band rock, mulailah menjadi band indie yang berpenampilan visual ‘. Nama-nama grup indies yang muncul pun berbau nama-nama Eropa. Laruku akhirnya terbawa dalam tradisi ini. Mereka iampil visual layaknya androgyny dengan kostum gaun, make up tebal, lipstick merah. dan sentuhan nuansa mediteranian. Alhasil, banyak penonton yang mengira vokalis Laruku seorang wanita atau gay. Namun sang pemilik live house yakin’ Hyde adalah pria sejati’, la berpendapat suara Hyde sangat atraktif dan kuat. la yakin sekali suatu saat nanti Laruku akan menjadi band yang besar. Sejak saat itu, mereka mulai terkenal di kalangan kornunitas indie. Tawaran manggung mulai berdatangan, dari berbagai kota. Akhirnya Laruku mulai mengembangkan ‘ sayap’ dengar menggelar tour keliling Osaka.

Oh... Iya, Sekedar informasi di Indonesia sendiri penggemar Laruku udah banyak banget... kebanyakan di kota2 gede di pulau jawa. Sayangnya di Balikpapan peminat laruku sangat jarang di temui. entah mengapa...
Satu hal yang membuat saya bertanya-tanya adalah...

Kenapa Iman (voc Jrocks) hampir mirip dengan Hyde (voc Laruku) jika dilihat dari gayanya dan penampilannya (tapi ttep kerenan Hyde kok). Apakah Hyde meniru Iman atau Iman meniru Hyde atau mereka saudara kembar...???

TwiLigHt


Film yang berjudul twilight ini termasuk film yang saya tunggu tunggu setelah terhasut sepupu saya yang berkoar-koar tentang novelnya (akhirnya saya baca juga sampe buku kesekian :p) Hehehe.. Menurut saya film ini terlalu biasa. Kurang membekas di hati saya ketika selesai menonton film ini. Terlalu banyak detail yang hilang. Memang sulit menerjemahkan sebuah novel menjadi film layar lebar yang hanya berdurasi 2 jam saja. Tapi lumayan baguslah.. menyenangkan juga menonton film ini, atau imajinasi saya saat membaca novelnya yang kelewatan? :p

Ini dia perbandingan imajinasi saya dengan yang ada di film. Menurut saya (lagi lagi), Edward di film ini kurang ‘vampir’ banget.. uuh..terlalu banyak detail dan momen Edward dan Bella berdua yang di skip (ini yang membuat Edward kurang ‘vampir’). Walaupun saya puas dengan karakter Emmet dan Rosalie tapi Alice dan Jasper sangat tidak sesuai dengan bayangan saya. Alice di bayangan saya rambutnya lebih panjang dan lebih hitam. Jasper harusnya berambut hitam dan jauh lebih tinggi dan lebih cool. Esme harusnya lebih cantik daripada itu.. dan harusnya lebih muda! (bukannya lebih tua Edward daripada Esme ya?). Carlisle Cullen… COOL!! ;)

Adegan James hunting harusnya juga lebih tegang dan lebih horor. Lagi - lagi banyak momen dan detail yang terlewat disini. Di bayangan saya film ini bakal keren, gabungan genre action, thriller dan romantic drama. Aaahh.. ternyata imajinasi saya terlalu parah. Endingnya sih agak kurang sesuai dengan novelnya, tapi gak papa.. saya lebih suka ending filmnya. Karena Victoria-nya si James belum tewas, saya sih berharap ada lanjutan dari twilight. Karena novel lanjutannya lebih seru ceritanya. Sekuelnya dijadiin film juga gak ya?

Bagi yang belum nonton.. silahkan nonton.. bagus kok.. sesaat ada efek yang membuat kita serasa a-be-ge lagi. Hohoho.. Tips dari saya.. hindari posisi tempat duduk deket penonton a-be-ge wanita. Gurauan, gumaman, decakan dan tepuk tangan mereka sangat menggangu.. Hih!